Kamis, 02 Mei 2013

Broadcasting

Broadcasting, atau penyiaran radio dan televisi adalah media massa, alat yang dipakai untuk berkomunikasi dengan orang banyak. Distribusi program radio (audio) dan televisi (video) disampaikan dengan transmisi kepada pendengar dan penonton. Setelah masa kepemimpinan Soeharto, perkembangan jumlah stasiun radio dan televisi sangat pesat sehingga banyak pekerja kedua media ini yang tidak mengenyam ilmu broadcasting.

Ada banyak sekali keahlian yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah stasiun radio apalagi televisi. Beberapa profesi yang sangat popular adalah penyiar radio, presenter televisi dan produser. Selebihnya mungkin masih sangat jarang kita dengar sambil kita kuliah, ada baiknya mendekatkan diri ke berbagai bisnis. Radio dan, khususnya televisi sangat membutuhkan orang-orang yang kreatif, inovatif dan produktif.


Jenis-jenis media

Seperti kita ketahui, media adalah suatu ‘alat’ yang menghubungkan kita dengan dunia luar. Tanpa media, kita akan sulit mengetahui apa yang terjadi di sekeliling kita. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa media adalah sumber informasi utama bagi semua orang di dunia.

Media dapat digolongkan menjadi tiga menurut jenisnya, yaitu media cetak yang terdiri dari koran, majalah, dll, media elektronik terdiri dari televisi dan radio, dan yang masih tidak jelas statusnya yaitu media online dengan perangkat internet.

Media online juga sering disebut ‘media banci’ karena fungsinya sama – sama dapat digolongkan ke dalam dua media sebelumnya, cetak dan elektronik.

Tiga jenis media tadi juga mempunyai kekurangan dan kelebihannya berdasarkan kecepatan, biaya produksi, ketajaman berita, dll. Kelebihan serta kekurangan ketiga media tersebut adalah:


Media Cetak

Kelebihan (+):
Repeatable, dapat di baca berkali-kali dengan menyimpannya atau mengklipingnya.

Analisa lebih tajam, dapat membuat orang benar-benar mengerti isi berita dengan analisa yang lebih mendalam dan dapat membuat orang berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan.

Kekurangan (-):
Lambat, dari segi waktu media cetak adalah yang terlambat karena media cetak tidak dapat menyebarkan langsung berita yang terjadi kepada masyarakat dan harus menunggu turun cetak. Media cetak sering kali hanya memuat berita yang telah disebarluaskan oleh media lainnya.

Tidak adanya audio, media cetak hanya berupa tulisan yang tentu saja tidak dapat didengar.

Visual yang terbatas, media cetak hanya dapat memberikan visual berupa gambar yang mewakili keseluruhan isi berita.

Produksi, biaya produksi yang cukup mahal karena media cetak harus mencetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati masyarakat.


Media Elektronik

Kelebihan (+):
Cepat, dari segi waktu, media elektronik tergolong cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat luas.

Ada audio visual, media elektronik mempunyai audio visual yang memudahkan para audiensnya untuk memahami berita.(khusus televisi)

Terjangkau luas, media elektronik menjangkau masyarakat secara luas.

Kekurangan (-):
Tidak ada pengulangan, media elektronik tidak dapat mengulang apa yang sudah ditayangkan.


Media Online

Kelebihan (+):
Sangat cepat, dari segi waktu media online sangat cepat dalam menyampaikan beritanya.

Audio Visual, media online juga mempunyai audio visual dengan melakukan streaming.

Praktis dan Fleksibel, media online dapat diakses dari mana saja dan kapan saja yang kita mau.

Kekurangan (-):
Tidak selalu tepat, karena mengutamakan kecepatan berita yang dimuat di media online biasanya tidak seakurat media lainnya.

Tidak terjangkau luas. Belum semua lapisan masyarakat bisa menikmati layanan media online

Melihat kekurangan dan kelebihan yang dimiliki ketiga media di atas, media online mempunyai keunggulan dalam segi kecepatan. Kecepatan tersebut dapat mengalahkan kedua media lainnya karena audiens sekarang lebih mengutamakan kecepatan dan kemudahan dalam mengakses informasi, dan hal itu dimiliki oleh media online.

Melihat hal ini, prospek media online akan sangat unggul dan dapat mengalahkan kedua jenis media lainnya. Apalagi jika seluruh dunia dapat mengakses internet dengan mudah, otomatis media online akan lebih sering digunakan audiens dibanding kedua jenis media lainnya.

Permasalahan yang dihadapi adalah, saat ini media online belum bisa menjangkau semua lapisan masyarakat. Hanya beberapa kalangan tertentu yang bisa mengakses informasi melalui media online ini. Mungkin sekarang sudah lebih maju karena masyarakat lapisan bawah yang selama ini menjadi masyarakat minoritas pengakses media online, jumlahnya sudah meningkat. Namun masih ada kendala lain, yaitu keterbatasan Sumber Daya Manusia mereka, yang hanya bisa mengakses beberapa informasi kecil atau hanya sekedar chatting dan membuka situs jejaring sosial.

Mengenal Radio

Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi gelombang elektromagnetik. Cara modulasi merupakan proses perubahan suatu gelombang periodik, biasanya berfrekwensi rendah, sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang merambat lewat ruang udara dan membawa energi.

Karakteristik Radio

Siaran Radio mempunyai sifat khusus atau karakteristik yang perlu dipahami, seperti hanya menyajikan suara, dapat membangun daya khayal, dan yang menjadi unggulan utamanya adalah cepat saat itu juga (real time).. karena dengan mempelajari dan menguasai pengetahuan karakteristik radio inilah program radio dapat dikembangkan secara maksimal.

Karakteristik Siaran Radio yang penting diketahui diantaranya:

-Auditif (konsumsi telinga)

-The Theatre of The Mind (media imaginasi)

-At Once (cepat/segera/seketika)

-Heard Once (didengar sepintas)

-Personal / akrab / individual

-Secondary Medium (teman dalam aktivitas).

-Menembus ruang dan waktu

-Murah / cheap

-Mobile (mudah dibawa/dipindahkan)

-Local (factor kedekatan)

-Media Massa / speaks to millions.


Tahapan Produksi Televisi

Televisi sebagai media elektronik merupakan media yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dalam memperoleh informasi. Selain karena informasi yang ditampilkan berupa audio visual, televisi bisa menayangkan informasi secara serempak. Selain itu televisi dapat menjangkau banyak masyarakat karena untuk dapat menikmati tayangan televisi, masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya yang terlalu banyak. Dengan demikian sebuah program televisi akan bisa terus tayang tergantung respon dari masyarakat. Agar sebuah program televisi dapat mencapai sasaran penonton yang diinginkan, maka harus dilakukan beberapa tahapan produksi televisi sebelum kita membuat sebuah program televisi.

Berikut merupakan tahapan produksi televisi:

1. Membuat tujuan dari produksi, adalah bagian terpenting dalam tahapan produksi. Kita harus membuat tujuan dan sasaran yang jelas karena dengan tujuan tersebut maka tahapan produksi akan berjalan degan lancar. Jika tujuan tersebut tidak tercapai, maka kita dapat mengevaluasi bagaimana tujuan yang benar agar sebuah acara dapat diproduksi dengan baik. Tujuan produksi bisa untuk informasi, edukasi, dan lain-lain. Kenyataannya, tujuan utama dari produksi sebuah program adalah menarik minat pemirsanya sehingga akan mempengaruhi sukses atau tidaknya sebuah produksi program acara.

2. Menganalisa target penonton, sebelum melaksanakan produksi, hal yang harus kita lakukan adalah menganalisa target penonton baik dari psikografis, demografis, geografis, dan lain-lain sehingga tidak akan terjadi “salah alamat” dalam membuat suatu program. Program yang ditargetkan untuk orang tua, kemaslah program tersebut agar menarik ditonton oleh orang tua. Jangan sampai malah anak-anak yang menikmati sehingga yang terjadi adalah pemirsa bosan dan pemirsa yang bukan targetnya akan terkena imbas “Sindrom Televisi”.

3. Lihat kembali program sejenis yang sudah ada sebelumnya, Dalam memproduksi sebuah program, mari kita tengok ke belakang apakah program sejenis sudah ada atau pernah kita buat sebelumnya. Jika program yang pernah dibuat itu gagal, maka buatlah sebuah program baru. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam program sebelumnya akan membuat program baru ini berbeda karena semua sudah dievaluasi. Perubahan itu penting. Dalam hal ini menyangkut konsep, pendukung artis, lokasi, dan waktu.

4. Membuat proposal program, Membuat proposal program adalah tahapan dimana konsep-konsep yang sudah dipikirkan matang-matang diterjemahkan ke atas kertas. Dalam menyusun proposal ini ada beberapa tahapan lagi yang harus dilewati. Yang pertama adalah membuat treatment dan jelaskan detail maksud dari dibuatnya program tersebut. Setelah bagian tersebut selesai dikerjakan, maka buatlah naskah keseluruhan program. Dalam hal ini menganalisa & menilai rancangan program, yang nantinya disetujui atau ditolak menjadi desain program.

5. Membuat Pengaturan Jadwal/Schedule, Pengaturan schedule acara tidak dilakukan begitu saja tanpa perencanaan serta evaluasi setelahnya. Ada proses yang dilalui sehingga tayangan tersebut bisa secara rutin dilakukan stasiun televisi. Yang mengatur itu semua dilakukan di satu departemen yakni Programming Departement. Di dalam TV Programming akan tercakup :

· Orientasi Program

· Kebijakan Program

· Strategi Program

· Sumber Acara

· Pola Acara

· Kriteria Acara

· Pengembangan Program

Untuk menjalankan ke 7 aspek di atas, programming memiliki harus memiliki strategi yakni : Counter Programming, Block Programming, Hammock, Tentoling, dan Stunting.

6. Memilih lokasi, Jika produksi didalam studio tidak mencukupi, anda harus memutuskan lokasi di luar . Orang yang bertugas untuk mensurvei dan mengkoordinasi lokasi dinamakan location scout atau location manager.

7. Memilih pemeran dan peralatannya, Disini anda memutuskan siapa yang akan memerankan tokoh-tokoh dalam produksi anda pameran langsung menawarkan kepada orang terkenal/bisa juga melalui proses seleksi (casting). Hal ini juga dapat dilakukan jauh sebelum produksi berlangsung. Ini bisa digunakan sebagai bahan proposal. Orang yang menangani hal kostum dan peralatan disebut Set Designer. Dia bertugas melihat naskah lalu melakukan penelitian kemudian mendiskusikannya dengan sutradara, setelah melakukan perjanjian diatas. Set Designer dapat juga sebagai Designer pada proses komputer jika produksi tersebut membutuhkan sentuhan komputer.

8. Memulai latihan dan shooting, tergantung dari jenis acaranya seperti apa. Latihan atau disebut dengan gladiresik bisa dilakukan pada saat sebelum acara utama dilakukan atau di shooting kan. Produksi acara yang menggunakan sistem live on tape harus melakukan gladiresik karena nantinya akan ada latihan khusus untuk gerakan, kamera, properti, dan lain-lain yang tidak bisa di rekam ulang. Berbeda dengan produksi drama yang bisa mengambil gambar berulang-ulang karena terbantu dengan teknologi editing.

9. Pasca Produksi, Setelah semua produksi dilakukan, selanjutnya menindaklanjuti hasil dari produksi kita. Televisi penyiaran memiliki rating. Di dalam lembaga televisi, acara aka dievaluasi, diuji coba/ditanggapi oleh para informer.

Jumat, 02 November 2012

SMK Kejuruan yang profesional

                 Salah satu kebijakan pemerintah tentang pendidikan menengah adalah peningkatan jumlah dan kualitas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Secara umum kegiatan belajar- mengajar di SMK meliputi teori dan praktik. Kegiatan belajar teori pada prinsipnya sama dengan sekolah umum. Sedangkan kegiatan belajar praktik merupakan kegiatan belajar yang seharusnya lebih banyak dibanding dengan kegiatan teori. Oleh karena itu sebenarnya untuk SMK ruang teori bukan merupakan hal sangat penting, karena siswa seharusnya lebih banyak di ruang praktik. Untuk menunjang kegiatan belajar praktik di SMK, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai seperti bengkel dan laboratorium.

Tanpa tersedianya sarana dan prasarana tersebut, maka SMK akan menjadi SMK teori atau dikenal juga istilah SMK sastra. Alat dan bahan yang dibutuhkan kegiatan praktik siswa rata-rata harganya relatif mahal, sehingga untuk kelancaran praktik tersebut diperlukan biaya yang besar. Disamping itu, untuk mencapai sasaran yang diharapkan diperlukan tenaga pengajar/guru yang mempunyai kompetensi di bidangnya. Untuk mendapatkan guru yang seperti ini tidak mudah. Apalagi teknologi terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Seharusnya guru selalu mengikuti perkembangan teknologi agar tidak ketinggalan teknologi. Diharapkan mereka mengajarkan teknologi yang terkini. Hal ini pun masih terdapat kendala, karena pendidikan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga yang diajarkan sekarang mungkin pada saat siswa tamat, teknologi tersebut sudah ketinggalan.
Salah satu hal yang perlu dipersiapkan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di lingkungan SMK adalah keberadaan perpustakaan sekolah yang berfungsi secara baik. Dalam penerapan pembelajaran banyak ditemui berbagai permasalahan lapangan salah satunya adalah ketersediaan bahan pelajaran untuk menunjang proses pembelajaran masih harus perlu dispersiapkan dengan baik. Banyak sekolah di lingkungan SMK yang belum siap dengan penyediaan bahan pelajaran melalui perpustakaan sekolah. Ketidaksiapan tersebut bukan semata-mata disebabkan kurangnya bahan pelajaran (baca buku dan sumber informasi ilmiah lainnya), akan tetapi juga disebabkan oleh pengelolaan perpustakaan yang kurang baik dan terstandar, sehingga koleksi yang sudah dimiliki kurang dapat didayagunakan untuk menunjang pelaksanaan kurikulum secara maksimal.
Berdasarkan beberapa pengamatan dan survei secara umum masih banyak sekolah belum memiliki perpustakaan yang dikelola dengan baik yang mampu menunjang proses pembelajaran secara memadai sesuai dengan tuntutan KBK, apalagi untuk perpustakaan di lingkungan sekolah d SMK. Berdasarkan pengamatan awal bahwa keberadaan perpustakaan di lingkungan sekolah di SMK belum dikelola secara memadai, hal ini lebih banyak disebabkan karena tenaga pengelola yang belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola perpustakaan.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Kepala Perpustakaan Nasional RI bahwa hanya 5% (lima persen) dari seluruh sekolah pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) di Indonesia yang jumlahnya mencapai lebih dari 260.000 unit yang sudah memiliki perpustakaan, selebihnya sebanyak 95% (sembilan puluh lima persen) tidak dan belum memiliki perpustakaan sekolah. Padahal, keberadaan perpustakaan sangat penting dalam menunjang proses belajar-mengajar, sekaligus sarana menanamkan budaya baca kepada siswa sejak dini (KOMPAS, Kamis 3 Juli 2003). Berbagai faktor yang menyebabkan kondisi ini mulai dari tidak adanya ruangan walaupun buku-buku sudah tersedia, tiadanya petugas perpustakaan, dan kendala lain adalah faktor kepedulian dari sekolah yang relatif masih kurang perhatiannya terhadap perpustakaan sekolah.
Sementara itu, Gerakan Pemasyarakatan Gemar Membaca (GPGM) sebuah LSM yang kegiatannya terfokus pada peningkatan minat baca masyarakat, memprediksi bahkan hanya sekitar satu persen pendidikan dasar (SD dan SMP) negeri di Indonesia yang jumlahnya sekitar 260.000 buah lebih yang telah memiliki perpustakaan sekolah. Kondisi perpustakaannya pun tak tertata secara baik dan sebagian besar isinya adalah buku pelajaran pokok yang diberikan pemerintah kepada sekolah-sekolah (KOMPAS, Kamis 25 Juli 2003).
Demikian pula tentang jejak pendapat KOMPAS (Sabtu, 19 Maret 2005) menyatakan bahwa harapan dari keberadaan perpustakaan baik itu perpustakaan umum, perpustakaan sekolah maupun perpustakaan daerah paling tidak adalah untuk membangkitkan apresiasi terhadap buku sehingga dapat membangkitkan tumbuhnya minat baca. Akan tetapi dari hasil jejak pendapat tersebut menyebutkan bahwa 51,1% paling tidak seminggu sekali berkunjung ke perpustakaan, sementara sebesar 26,7% menyatakan sebulan antara 1 sampai 3 kali, dan sebanyak 22,2% menyatakan kurang dari satu kali sebulan atau tidak pernah. Jejak pendapat KOMPAS tersebut menunjukkan bahwa apresiasi terhadap perpustakaan, dalam hal ini termasuk siswa sangat rendah. Hal ini disebabkan perpustakaan kurang dapat berperan secara aktif untuk merangsang siswa agar mau datang ke perpustakaan sekolah.
Secara umum kurang berfungsinya perpustakaan sekolah disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
Pertama, terbatasnya ruang perpustakaan disamping letaknya yang kurang strategis. Banyak perpustakaan yang hanya menempati ruang sempit, tanpa memperhatikan kesehatan dan kenyamanan. Kesadaran dari pihak sekolah sebagai penyelenggara sangatlah kurang. Perpustakaan hanyalah untuk menyimpan koleksi bahan pustaka saja. Pengunjung tidak merasa nyaman membaca buku di perpustakaan, sehingga perpustakaan dipandang sebagai tempat yang kurang bermanfaat. Dengan melihat keadaan di atas sepertinya pihak sekolah kurang menyadari tentang pentingnya perpustakaan.
Kedua, keterbatasan bahan pustaka, baik dalam hal jumlah, variasi maupun kualitasnya. Keberadaan bahan-bahan pustaka yang bermutu dan bervariasi sangatlah penting. Dengan banyaknya variasi bahan pustaka, anak akan semakin senang berada di perpustakaan, kegemaran membaca dapat tumbuh dengan subur sehingga kemampuan bahasa siswa dapat berkembang dengan baik dan dapat membantu anak dalam memahami mata pelajaran lainnya. Kemampuan bahasa merupakan kemampuan dasar yang sangat berpengaruh dalam belajar. Begitu juga jika bahan pustakanya bermutu, maka anak akan banyak memperoleh pengetahuan yang berguna dalam hidupnya. Namun, untuk mengadakan bahan pustaka yang banyak dan bervariasi dibutuhkan dana yang besar, mengingat harga bahan pustaka biasanya mahal, lebih-lebih jika bahan pustaka tersebut bermutu. Namun, dari pihak sekolah sendiri sering kurang berusaha untuk menambah koleksi bahan pustaka, dengan alasan utama adalah mahalnya harga bahan pustaka. Padahal, anggaran untuk belanja bahan pustaka setiap tahunnya selalu ada, namun jumlah bahan pustaka hampir tidak pernah bertambah.
Ketiga, terbatasnya jumlah petugas perpustakaan. Banyak perpustakaan sekolah yang tidak ada petugasnya, atau hanya tugas sambilan. Maksudnya, mereka bukan petugas yang hanya mengurus perpustakaan saja, sehingga sering tugas di perpustakaan jadi dikesampingkan dan perpustakaan dianggap kurang bermanfaat. Lebih-lebih bertugas di perpustakaan adalah pekerjaan yang sangat menjenuhkan, baik dalam hal pelayanan pengunjung maupun perawatan bahan pustaka yang ada, sehingga dibutuhkan suatu kesabaran yang tinggi.
Keempat, kurangnya promosi penggunaan perpustakaan menyebabkan tidak banyak siswa yang mau memanfaatkan jasa layanan perpustakaan. Pada umumnya kurang tahu tentang kegunaan perpustakaan, begitu juga dengan bahan pustakanya. Siswa membutuhkan dorongan dan ajakan untuk berkunjung ke perpustakaan. Kurangnya ajakan untuk mengunjungi perpustakaan menjadikan siswa asing terhadap perpustakaan. Untuk tahap-tahap awal, siswa perlu dipaksa masuk perpustakaan, yaitu dengan jalan memberi tugas membaca buku dan kemudian menceritakan atau membuat laporan. Jika dilakukan secara rutin hal ini menjadi kebiasaan yang positif dan mereka akan merasa membutuhkan perpustakaan.
Untuk meningkatkan keberadaan perpustakaan sekolah di lingkungan SMK agar dapat berfungsi dengan baik dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah, solusi yang perlu ditempuh adalah adanya upaya untuk menyiapkan sumber daya manusia yang menguasai dan peduli terhadap pengembangan perpustakaan sekolah. Untuk itu dipandang strategis bahwa guru atau staf yang akan diberi tugas mengelola perpustakaan sekolah perlu memiliki kualifikasi dan kompetensi yang memadai sebagai tenaga perpustakaan sekolah. Standar untuk tenaga perpustakaan sekolah sudah diterbitkan yaitu peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Selolah/Madrasah. Standar ini seharusnya sudah diimplementasikan di sekolah-sekolah di Indonesia termasuk di lingkungan SMK.

Selasa, 14 Februari 2012

Kejahatan dalam Dunia Maya


Kejahatan dunia maya (Inggriscybercrime) adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Termasuk ke dalam kejahatan dunia maya antara lain adalah penipuan lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit/cardingconfidence fraud, penipuan identitas, pornografi anak, dll.
Walaupun kejahatan dunia maya atau cybercrime umumnya mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputersebagai unsur utamanya, istilah ini juga digunakan untuk kegiatan kejahatan tradisional di mana komputer atau jaringan komputer digunakan untuk mempermudah atau memungkinkan kejahatan itu terjadi.
Contoh kejahatan dunia maya di mana komputer sebagai alat adalah spamming dan kejahatan terhadap hak cipta dan kekayaan intelektual. Contoh kejahatan dunia maya di mana komputer sebagai sasarannya adalah akses ilegal (mengelabui kontrol akses), malware dan serangan DoS. Contoh kejahatan dunia maya di mana komputer sebagai tempatnya adalah penipuan identitas. Sedangkan contoh kejahatan tradisional dengan komputer sebagai alatnya adalah pornografi anak dan judi online. Beberapa situs-situs judi online seperti www.fastbet99.com dan www.agent1388bet.com sebagai agen sbobet dan agen bola termasuk dalam sebuah situs yang merupakan situs judi online dan situs kejahatan di dunia maya.
Dampak Negatif Penggunaan Internet


bentuk cybercrime antara lain sebagai berikut :

  1. Hacker
  2. Cracking
  3. Pornografi
  4. Judi Online

diambil dari Wikipedia

Minggu, 08 Januari 2012

Kisi - kisi ujian praktek TKJ

UJIAN NASIONAL
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

 

SOAL UJIAN PRAKTIK KEJURUAN


Satuan Pendidikan                     : Sekolah Menengah Kejuruan
Kompetensi Keahlian                : Teknik Komputer dan Jaringan
Kode                                        2063
Alokasi Waktu                          : 18  jam
Bentuk Soal                              : Penugasan Perorangan

 

Selasa, 27 Desember 2011

Pengaruh Televisi terhadap Perkembangan Anak

Dengan segala potensi yang dimilikinya itu, televisi telah mendatangkan banyak perdebatan yang tidak kunjung berakhir. Bagi orang dewasa, mungkin apa yang ditampilkan oleh televisi itu bukanlah sebuah masalah besar, sebab mereka sudah mampu memilih, memilah dan memahami apa yang ditayangkan di layar televisi. Namun bagaimana dengan anak-anak? Dengan segala kepolosan yang dimilikinya, belum tentu mereka mampu menginterpretasikan apa yang mereka saksikan di layar televisi dengan tepat dan benar. Padahal Keith W. Mielke sebagaimana dikutip oleh Arini Hidayati dalam bukunya berjudul ‘Televisi dan Perkembangan Sosial Anak’ mengatakan bahwa: “Masalah paling mendasar bukanlah jumlah jam yang dilewatkan si anak untuk menonton televisi, melainkan program-program yang ia tonton dan bagaimana para orang tua serta guru memanfaatkan program-program ini untuk sedapat mungkin membantu kegiatan belajar mereka.”(1998:74). Dari kutipan tersebut diatas jelas bahwa yang harus diwaspadai oleh para guru dan orang tua adalah acara apa yang ditonton anak di televisi itu dan bukannya berapa lama anak menonton televisi.

PEMUDA PEKERJA RENDAHAN


Tersebutlah seorang pemuda miskin, bertempat tinggal di negara Arab. Dia bekerja sebagai pekerja rendahan di salah satu perusahaan minyak terkemuka di sana.
man-on-desert-thirsty
Hari demi hari dia lalui dengan bekerja keras sebagai buruh, gajinya tidak seberapa, hanya cukup untuk makan sehari-hari. Sampai suatu hari dia merasa kehausan, sangat haus, kita bisa membayangkan betapa panas dan gersangnya di Arab sana.

Senin, 26 Desember 2011

PENYIARAN TV DAN RADIO

Pendidikan broadcasting sekarang ini merupakan pendidikan yang banyak digandrungi anak muda karena sangat menjanjikan untuk masa depan.

Penyiaran umum